I.
Definisi
Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan
Knowledge
Management (KM) dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sisi yaitu secara
operasional dan strategis. Knowledge Management secara operasional
artinya manajemen pengetahuan merupakan aktifitas perusahaan atau organisasi
dimana terjadi pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan,
sedangkan knowledge management secara strategis
artinya manajemen pengetahuan merupakan langkah untuk memantapkan
setiap organisasi atau perusahaan sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan.
Berikut ini merupakan definisi-definisi tentang knowledge
management (KM) :
1.
HarvardCollege
(1999)
Knowledge Management merupakan
suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki
suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan oleh masing-masing individu
didalam perusahaan tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses
dan selalau tersedia bilamana dibutuhkan”
(Sembel & Santoso, 2002 ,hal
195 ).
2.
Amrit
Tiwana
Knowledge Management merupakan
pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan
membangkitkan keuntungan yang bersaing”
(Tiwana, 2000, hal 5).
3.
Kirk
Klassio
Knowledge Management merupakan
kemampuan untuk membuat dan menguasai nilai tinggi dari inti persaingan bisnis”
(Tiwana, 2000, hal 5).
II. Pengertian Umum Manajemen
Pengetahuan (Knowledge Management)
Manajemen pengetahuan
(knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh
organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan,
dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan
dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif
organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti
pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat
inovasi yang lebih tinggi.
III.
Konsep Manajemen Pengetahuan
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber
daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai
organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan
bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting
dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia
akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara
mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan
dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan
teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah
mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar
dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya
manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut,
dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan
SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin
menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat
disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam
mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara
global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha
memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas
dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan
dalam konteks tersebut.
IV. Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge ialah tacit
versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995).
1.
Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui
pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et
al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan
sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu
organisasi.
Menurut
Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
a.
Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah
sadar
b.
Susah untuk diucapkan
c.
Berkembang dari kejadian langsung dan
pengalaman
d.
Berbagi pengetahuan melalui percakapan
(story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan).
2.
Explicit
Knowledge
Explicit
knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan
dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat
tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge
justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu
semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge
dapat dijabarkan sebagai:
a.
Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
b.
Mudah disusun, didokumentasikan,
dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan
explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam
bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan
dapat mempelajarinya secara independent.
V. Elemen Pokok Knowledge Management
1.
People
Yang berarti
Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk
membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2.
Technology
Merupakan
infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam
mendukung alat-alat perusahaan.
3.
Processes
Yang terdiri
dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge
ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses
tertentu.
VI. Tujuan Penerapan Knowledge Management
Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan
memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau
manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
1.
Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan
yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan
pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat
menghemat waktu dan biaya.
2.
Peningkatan aset pengetahuan. Sumber
pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3.
Kemampuan beradaptasi. Perusahaan
akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang
terjadi.
4.
Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat
digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga
produktifitas dari perusahaan akan meningkat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar