Minggu, 24 November 2013

Komunikasi

A.     Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Menurut Robbiins dan Jones ( 1982 ), Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang–orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta mengubah sikap dan tingkah laku tersebut.

Duldt-Battey ( 2004 ), Mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses penyesuaian dan adaptasi yang dinamis antara dua orang atau lebih dalam sebuah interaksi tatap muka yang pada saat tersebut terjadi ide, makna, perasaan dan perhatian.

R.D. Lawrence Kincaid ( 1981) Komunikasi --- suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang ada pada gilirannya akan tiba pada saling pengetian mendalam.

Roger Dalam Stuart G.W ( 1998), menekankan hakikat komunikasi sebagai suatu hubungan yang dapat menimbulkan perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran ide, perasaan, dan pikiran antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku serta penyusuaian yang dinamis antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.
B.     Tujuan Komunikasi

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan :
1.
Supaya yang apa kita sampaikan itu dapat dimengerti.
2.
Dapat Memahami orang lain.
3.
Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
4.
Dapat Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

C.      Fungsi Komunikasi

Goran Hedebro, dalam bukunya commucation and Social Change in Developing Nations ( 1982 ), mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa bertujuan :

1.      Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah modernisasi

2.      Mengajarkan ketrampilan baru.

3.      Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.

4.      Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang

5.      Meningkatkan aspirasi seseorang

6.      Menumbuhkan partisipasai dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak

7.      Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan dari suatu situasi tertentu

8.      Mempertinggi rasa kebangsaan

9.      Meningkatkan aktivitas politik seseorang

10.  Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat

11.  Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan

12.  Mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa

D.     Unsur-Unsur Komunikasi

  1. Komunikator ( sender ).

Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi. Prakarsa timbul karena jabatan, tugas, wewenang dan tanggung jawab ataupun adanya sesuatu keinginan atau perasaan yang disampaikan.


Syarat – syarat yang perlu diperhatikan oleh seseorang komunikator :

1.      Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
2.      Ketrampilan berkomunikasi
3.      Mempunyai pengetahuan yang luas
4.      Sikap
5.      Memilki daya tarik dalam arti kemampuan untuk melakukan perubahan sikap

  1. Komunikan ( Receiver ).
Komunikan adalah orang yang menjadi obyek komunikasi, pihak yang menerima berita atau pesan dari komunikator. Komunikan yang juga diesebut sebagai sasaran atau penerima .
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
Penerima adalah elemen dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi, Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. Dan komunikan, bisa persona, kelompok dan massa.

  1. Pesan ( Message )
Pesan adalah segala sesuatu yang akan disampaikan. Pesan berupa ide, pendapat, pikiran dan saran.
Pesan atau berita juga merupakan rangsangan yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Pesan tersebut pada dasarnya adalah hasil pemikiran atau pendapat sumber yang ingin disampaikan kepada orang.
Penyampaian pesan banyak macamnya, dapat dalam bentuk verbal ataupun non verbal seperti gerakan tubuh, gerakan tangan, ekspresi wajah dan gambar.
Pesan dapat disampaikan dengan tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris, pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau informasi.



Syarat-syarat pesan harus memenuhi :

  • Umum,
  • Jelas dan gamblang.
  • Bahasa yang jelas.
  • Positif.
  • Seimbang
  • Penyesuaian dengan keinginan komunikan

  1. Media
Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi.
Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya.
Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat

  1. Umpan balik ( Feedback )

Umpan balik adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sepucuk konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

  1. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik (geografis), lingkungan sosial budaya (kesamaan bahasa, adat istiadat dan status sosial), lingkungan psikologis (kejiwaan, menghindari komunikasi yang mungkin menyinggung perasaan, menyajikan materi sesuai usia khalayak) dan dimensi waktu (situasi yang tepat, musim).

E.      Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
1.         Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:
a.                    Peranan tokoh.
b.                   Peranan pemimpin.
c.                    Peranan penghubung.
2.         Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
a.                    Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi.
b.                   Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan kepada bawahannya
c.                    Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar.
3.         Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a.                    Peranan wiraswasta.
b.                   Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi.
c.                    Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan.
d.                   Peranan perunding. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.

F.    Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
  1. Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
    1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
    2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
  1. Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a.  Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b.  Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

Sumber:













Kepercayaan


A.     Pengertian Kepercayaan
 definisi atau pengertian kepercayaan menurut pendapat para ahli atau pakar, antara lain :  
1.    Das dan Teng (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan (trust) sebagai derajat di mana seseorang yang percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang dipercayanya di dalam situasi yang berubah ubah dan beresiko.
2. Rousseau et al, (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan sebagai bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
3. Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain dinyatakan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain.
4. Doney et.al. (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayan sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.

B.     Jenis-jenis Kepercayaan
 Dalam hubungan organisasi ada tiga, yaitu:

1). Kepercayaan berbasis pada kekuatan akan berfungsi hanya pada tingkat bahwa hukuman itu mungkin, konsekuensi nya jelas dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan jika kepercayaan dilanggar. Lebih dari itu potensi kerugian dari interaksi masa depan dengan pihak lain harus berimbang dengan potensi yang diperoleh dari melanggar pengharapan. Terlebih lagi pihak yang berpotensi dirugikan harus mau memperkenalkan ancaman pada orang yang melanggar kepercayaan tersebut.
Contoh dari kepercayaan berbasis kekuatan adalah hubugan manajer dengan karyawan baru. Sebagai karyawan, anda umumnya percaya pada bos baru walaupun sedikit saja pengalaman yang bisa menjadi landasan bagi kepercayaan anda. Ikatan yang menciptakan kepercayaan terletak pada wewenang yang ditanggung oleh bos
dan hukuman yang dapat dijatuhkannya jika anda gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pekerjaan anda.

2). Kepercayaan berbasis pada  pengetahuan sebagian besar hubungan organisasi berakar pada kepercayaan berbasis pengetahuan. Kepercayaan yang didasarkan pada predictabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi kepercayaan itu ada jika anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang sehingga anda memhami bahwa mereka cukup mampu memperkirakan secara tepat perilaku mereka.
Kepercayaan ini mengandalkan informasi dan bukannya ketakutan. Pengetahuan pihak lain tentang predictabilitas tentang perilakunya menggantikan kontrak hukuman dan kesepakatan hukum yang lazim yang terdapat pada kepercayaan berbasis ketakutan. Pengetahuan ini berkembang dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang membangun kepercayaan akan sifat dapat dipercaya dan predictabilitas. Semakin baik anda mengenal seseorang semakin akurat anda dapat memperkirakan apa yang dia lakukan.
Yang menarik, pada tingkat berbasiskan pengetahuan, kepercayaan tidak perlu rusak oleh perilaku yang tidak konsisten. Jika anda yakin, anda dapat menjelaskan secara memadai atau memahami pelanggaran oleh pihak lain yang tampak dari pihak, anda dapat menerimanya, memaafkan itu, dan terus mempertahankan hubungan itu. Akan tetapi, inkonsistensi yang sama pada tingkat ketakutan mungkin secara permanen menghancurkan kepercayaan.

3). Kepercayaan berbasis pada identifikasi  tingkat kepercayaan paling tinggi dicapai bila terdapat     hubungan emosional antara dua pihak. Hal itu kemungkinan satu pihak bertindak sebagai agen bagi pihak lain dan menggantikan orang itu dalam transaksi interprasional. Ini disebut kepercayaan berbasis identifikasi. Kepercayaan ini ada karna masing-masing pihak saling memahami maksud masing-masing dan menghargai keiginan pihak lain. Pengertian ini berkembang ke titik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain. Pada tingkat ini terdapat tingkat kendali minimal. Anda tidak perlu memantau pihak lain karena terdapat loyalitas yang tidak perlu dipertanyakan.
Contoh dari kepercayaan berbasis identifikasi adalah pasangan suami istri yang telah lama menikah dan hidup berbahagia. Suami mempelajari apa yang penting bagi istrinya dan mengantisipasi tindak-tindakan itu. Pada giliran isteri percaya bahwa suami akan mengantisipasi apa yang penting baginya tanpa harus meminta. Peningkatan identifikasi memungkinkan masing-msing pihak berfikir seperti yang lain, merasa seperti yang lain, dan menanggapi seperti yang lain.

C.      Kepercayaan Organisasi (Organizational Trust)
          Organizational trust didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan individual kepada perusahaan dan kepada kelompok secara bersama-sama, atau sering disebut institutional trust. Pemimpin merupakan arsitek, perencana dan pembentuk strategi organisasi, struktur dan mekanisme internal yang mengatur kehidupan organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam rangka menjalankan tugas yang sedemikian pentingnya tersebut, dibutuhkan suatu kepercayaan.
          Organizational trust lebih dari sekedar penilaian satu dimensi kepercayaan dan lebih merupakan gabungan faktor-faktor individual, interpersonal dan organisasional. Dengan menggunakan variabel kontekstual model 7-S penjajaran organisasi dan dengan melalui suatu teknik analisa faktor dalam upaya melakukan eksplorasi hubungan antar variabel kontekstual tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi 5 faktor yang ternyata penting dalam membangun kepercayaan. Kelima faktor tersebut adalah participative leadership, direction, people decisions, organizational support, serta performance feedback and improvement opportunities.  
          Penelitian Korthuis-Smith dari Seattle University 2002 tentang organizational trust pada sebuah organisasi pelayanan kesehatan menghasilkan temuan bahwa variabel-variabel kontekstual dengan model 7- S penjajaran organisasi yaitu :
(a) Share values,
(b) Strategy,
(c) Structure,
(d) Systems,
(e) Staffing,
(f) Skills, dan
(g) Leadership Style memiliki korelasi tinggi dengan organizational trust.

D.     Kategori Kepercayaan (Trust) dalam Organisasi
Robert Galford dan Anna Seibold dalam bukunya ‘The Trusted Leader’, mengatakan terdapat beberapa kategori trust dalam organisasi, yakni:
ü  Strategic trust. Merupakan kepercayaan yang harus dibangun dan dimiliki organisasi terhadap misi, strategi dan kemampuan sukses organisasinya. Ketidakjelasan terhadap hal tersebut akan memunculkan ketidakjelasan langkah strategis yang dilakukan organisasi.
ü Organizational trust. Yakni kepercayaan bahwa kebijakan organisasi dijalankan dengan adil. Memberikan ruang bagi person di dalamnya untuk berkembang secara optimal dan sistemis.
ü  Personal Trust. Yakni kepercayaan bahwa semua person yang ada dalam organisasi di drive oleh pemimpin yang berlaku adil dan peduli terhadap kepentingan mereka. Para pemimpin harus memiliki kredibilitas (Credibility) dan pengetahuan tentang apa yang menjadi tugas kepemimpinannya. Bisa diandalkan (Reliability)dan memiliki kedekatan bersama (Intimacy)


Sumber:
            ·         http://www.scribd.com/doc/42921309/Menilai-Tingkat-Kepercayaan-Di-Organisasi
·         Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10. Klaten: Indeks Gramedia
·         Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori ,Praktek,dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara

Minggu, 17 November 2013

Motivasi


I.        Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “Movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak” Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut (Malayu S.P. Hasibuan, 2001)
Adapun pengertian motivasi menurut para ahli antara lain:
 Ø  Menurut Malayu S.P. Hasibuan(2001). Motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) daya penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
 Ø  Menurut Wayne F.Cascio mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh malayu S.P. Hasibuan (2001), motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, misal rasa lapar, haus dan dahaga.
 Ø  Menurut Barelson dan Steiner mendefinisikan motivasi yang dikutip oleh Wahjosumidjo (1994), motivasi adalah suatu usaha sadar untuk memengaruhi perilaku seseorang supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi.

II.     Elemen Motivasi
 Menurut George and Jones (2005, p175-176) ada tiga elemen dalam motivasi kerja dan
tiga elemen tersebut adalah adalah: arah perilaku, tingkat usaha, tingkat kegigihan.
Element    
Definition
Example
Arah perilaku
(Direction of
Behavior)

Perilaku apakah yang dipilih
seseorang untuk ditunjukkan
dalam organisasi?

Apakah seorang engineer memberikan waktu
dan usahanya untuk meyakinkan pimpinan
yang skeptis dengan tujuan untuk mengubah
spesifikasi desain produk baru dengan biaya
yang produksi yang lebih rendah?
Tingkat Usaha
(Level of
Effort)

Seberapa keras seseorang
bekerja untuk menunjukkan
perilaku yang dipilihnya?

Apakah seorang engineer mempersiapkan
laporan permasalahan dengan spesifikasi
sebenarnya, atau hanya menyebutkan
permasalahan ketika berpapasan dengan
seorang pimpinan di dalam lobby dan berharap
bahwa pimpinan tersebut akan mengikuti
nasihatnya dengan yakin?
Tingkat kegigihan
(Level of
Persistence)

Ketika menghadapi rintangan,
jalan buntu, dan tembok batu,
seberapa keras seseorang tetap
mencoba untuk menunjukkan
perilakunya dengan baik?
Ketika pimpinan tidak setuju dengan engineer
nya dan menunjukkan bahwa perubahan
dalam spesifikasi adalah hanya menyia-nyiakan
waktu, apakah seorang engineer tersebut tetap
gigih untuk dapat mengimplementasikan
perubahan tersebut atau menyerah walaupun
ia sangat yakin bahwa hal tersebut
membutuhkan perubahan.



III.  Proses timbulnya motivasi
Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut:
 ü  Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan tersebut belum terpenuhi   maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
 ü  Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
 ü  Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
 ü  Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
 ü  Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
 ü  Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.

IV.  Jenis-Jenis Teori Motivasi
A.     Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya, jadi mengacu pada diri sendiri.

1.      Teori Hierarki Kebutuhan (Menurut Maslow)
§  Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minum, perumahan, oksigen, tidur, dan sebagainya.
§  Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan ini meliputi keamanan dan perlindungan diri
§  Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Meliputi kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi, dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
§  Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas faktor kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang.
§  Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Merupakan hierarki kebutuhan dari maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri ini berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya di diri seseorang.

2.      Teori ERG (Existence. Relatedness, and Growth) dari Alfeder
§  Kebutuhan akan keberadaan (Existence Needs)
Kebutuhan ini berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk kebutuhan fisiologis.
§  Kebutuhan akan afiliasi (Relatedness Needs)
Kebutuhan ini menekankan akan pentingnya hubungan antar individu dan juga hubungan bermasyarakat tempat kerja di perusahaan tersebut.
§  Kebutuhan akan pertumbuhan (Growth Needs)
Keinginan akan pengembangan potensi dalam diri seseorang untuk maju dan meningkatkan kemampuan probadinya

3.      Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab. 
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ” motivasi”. 

4.      Teori motivasi prestasi dari Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.

B.      Teori Motivasi Proses (process theory of Motivation)
Ada 3 macam teori motivasi proses yang utama (Husein Umar, 1998), antara lain:
1.      Teori Pengharapan (expectancy theory)
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapan-harapan dari pekerjaan itu. Teori ini didasarkan pada 3 komponen, yaitu harapan, nilai, dan pertautan.
2.      Teori Keadilan
Dalam hal ini suatu keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
3.      Teori Penguatan
Ada 3 jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk memodifikasi motivasi karyawan, yaitu;
-          Penguatan positif, bisa penguatan primer seperti makanan dan minuman ataupun penguatan sekunder seperti penghargaan berbentuk hadiah, uang, maupun promosi.
-          Penguatan negatif, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut dimasa mendatang.
-          Hukuman

V.     Tujuan pemberian motivasi
 Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

Sumber:
Ø Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS