Sabtu, 28 September 2013

STRUKTUR ORGANISASI


Pengertian Struktur Organisasi

ü Hubungan formal antara kelompok dan individu dalam organisasi
ü Suatu kerangka yang menggambarkan pola hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing dalam suatu sistem kerjasama.
ü Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal, serta pola interaksi yang akan diikuti (Robbins) 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

Lingkungan 
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

Fungsi Struktur Organsisasi

Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan hasil guna dapat terwujud.

Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.      Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan  atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2.      Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3.      Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
4.      Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.


Proses Pengorganisasian

Proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1.    Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2.    Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam  bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3.    Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4.    Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5.    Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.


Elemen-Elemen Struktur Organisasi

            Struktur organisasi terbagi dalam enam elemen, yaitu:
1.    Spesialisasi kerja adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda; juga dikenal sebagai divisi pekerja

2.    Departementalisasi adalah dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekejaan menjadi satu kelompok atau group. Macam-macam departementalisasi:
a.      Departementalisasi fungsional yaitu mengelompokkan sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilaksanakan
b.      Departementalisasi produk yaitu mengelompokkan pekerjaan berdasarkan lini produk
c.       Departementalisasi geografis yaitu mengelompokkan pekerjaan berdasar kewilayahan atau geografi
d.      Departementalisasi proses yaitu mengelompokkan pekerjaan berdasar arus produk atau pelanggan
e.      Departementalisasi pelanggan yaitu mengelompokkan pekerjaan berdasar pelanggan
f.        Tim lintas fungsi yaitu sejumlah kelompok orang yang ahli dalam berbagai bidang dan bekerja bersama

3.     Rantai komando adalah garis wewenang yag tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada siapa. Adapun elemen-elemen yang terkandung dalam rantai komando, diantaranya :
a.    Wewenang; hak-hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya
b.    Tanggung jawab; kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang dibebankan
c.    Kesatuan komando; prinsip manajemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor ke satu manajer saja

4.    Rentang kendali adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang manajer secara efisien dan efektif

5.    Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik dalam organisasi
Desentralisasi adalah tingkat dimana karyawan tingkatan bawah memberikan masukan atau benar-benar mengambil keputusan

6.    Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu terstandarisasi dan sejauh mana perilaku karyawan dibimbing oleh peraturan dan prosedur

Bentuk-Bentuk Organisasi

1.  Organisasi Lini
Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, umum digunakan oleh organisasi pemerintah, militer, dan organisasi kecil. Cocok untuk tugas yang membutuhkan disiplin tinggi dimana pekerjaan dibagi dan didelegasikan menurut jalur komando (militer) atau organisasi dgn jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi.
Keuntungan :
o  Sederhana dan mudah dipahami para pegawai karena identifikasi tugas dan pembagian wewenang dan tanggungjawab yang jelas.
o  Red Tape rendah
o  Pengambilan keputusan cepat, disiplin kerja tinggi, koordinasi mudah
o  Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal
Kerugian :
·      Ada tendensi pemimpin tertinggi bertindak otoriter dan diktatorial.
·      Pengembangan bakat/potensi pegawai kurang berkembang atau kurang perhatian

2.     Line dan Staff
ü  Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal , namun untuk
membantu kelancaran kerja/ tugas pimpinan, maka langsung di bawah pimpinan tertinggi atau kepala unit ditempatkan seorang pejabat atau lebih yg tidak mempunyai wewenang komandoStaff
ü  Staff memberi bantuan nasehat, saran , rekomendasi kpd pimpinan misal dlm masalah administrasi, keuangan, personil,dsb
ü  Digunakan oleh organisasi organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit
Kebaikan :
o    Pembagian tugas jelas antara orang yg memegang tugas pokok dan yg memegang tugas bantuan/pelayanan (staff)
o    Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya tenaga ahli.
o    Dapat mewujudkan “The right man in the right place”.
Kerugian :
o    Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling kenal
o     Koordinasi kadang sukar diterapkan karena terlalu luasnya organisasi
o    Terjadi persaingan yang tidak sehat

3.      Organisasi Fungsional
ü  Wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada para Kepala Unit sebagai Pejabat Struktural yang memimpin kelompok kerja yg melaksanakan bidang pekerjaan/keahlian tertentu.
ü  Kelompok kerja = jabatan fungsional
ü  Pembagian unit-unit organisasi menurut keahlian fungsional. Persoalan dilaporkan ke tiap divisi sesuai persoalannya.
ü  Kepala unit mempunyai wewenang memerintah pejabat fungsional sepanjang menyangkut bidang pekerjaan tertentu.
Kebaikan :
·           Proses kerja cepat, terarah, dan lebih terprogram
·           Pengembangan karier atau kenaikan pangkat cepat sesuai prestasinya
Kerugian :
·           Kurang menguasai keahlian administratif
·           Budaya kerja pejabat struktural berbeda dengan pejabat fungsional
·           Pangkat pejabat fungsional dapat lebih tinggi dari kepala unitnya

4.     Organisasi Komite
ü  Tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat Komite atau Dewan
ü  Dewan = Presiden, Wakil Presiden, dan Para Direktur
ü  Tugas utama dewan atau komite adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan tertentu
Kebaikan :
o    Keputusan yg diambil biasanya baik krn berdasarkan musyawarah anggota komite• Kecenderungan otoriter kecil
o    Pengembangan karier terjamin krn kepemimpinan secara bergilir
Keburukan :
o    Proses pengambilan keputusan lambat
o     Apabila terjadi kesalahan, pejabat cenderung saling melempar tanggung jawab 

Sumber:

                                                                

Minggu, 22 September 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada sehingga  pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.

DASAR - DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.   Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

B.   Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.  Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

C.    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh  sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

D.    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.  Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman - pengalaman masa lampau.  Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.  Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. 
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.  Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

E.     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. 
Keuntungan keputusan yang berdasarkan wewenang:
1.    Banyak diterimanya oleh bawahan
2.    Memiliki otentisitas (otentik)
3.    Lebih permanent sifatnya, karena didasari wewenang yang resmi
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.    Posisi/Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
·      Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
·      Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.

2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
     Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
     Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Dapat pula dibagi sebagai berikut:
     Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
     Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.

3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
Ø Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
Ø Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

4.   Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.

5.    Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

Pendapatan lain yang menyatakan bahwa faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
(1). Keadaan internal organisasi
            a. Dana yg tersedia
            b. Keadaan sumberdaya manusia
            c. Kemampuan karyawan
            d. Kelengkapan dari perlatan organisasi
            c. Struktur organisasi
(2). Keadaan eksternal organisasi, meliputi keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik,  hukum, budaya, dan sebagainya.
(3). Tersedianya informasi yang diperlukan
(4). Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuh-annya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.

Menurut George R. Terry, faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan :
(1). Hal-hal yang berujud, tidak berujud, yang emasional maupun yg rasional.
(2). Tujuan organisasi
(3). Orientasi
(4). Alternatif-alternatif tandingan
(5). Tindakan
(6). Waktu
(7). Kepraktisan
(8). Pelembagaan
(9). Kegiatan berikutnya.

Menurut John D. Millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
(1). Pria dan wanita
(2). Peranan Pengambil Keputusan
(3). Keterbatasan Kemampuan 

JENIS – JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan program atau regularitas :
1)        Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur
yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui :
a. Prosedur : yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus di-ikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan : yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilaku-kan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan : yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan.

2)        Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)
adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga me-merlukan pemecahan khusus.

Berdasarkan Tipe Persoalan :
(1). Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional seperti : pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi.
(2). Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan perma-salahan organisasional seperti : perombak-an struktur organisasi, perubahan departemen.
(3). Keputusan Eksternal Jangka Pendek, yaitu kepu-tusan yang berkaitan dengan semua persoalan yg berdampak dgn lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek, seperti : mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus.
(4). Keputusan Eksternal Jangka Panjang, yaitu kepu-tusan yg berkaitan dengan semua persoalan dgn lingkungan dalam rentang waktu yg relatif pan-jang, seperti : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.

Berdasarkan lingkungannya :
(1). Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a.        Alternatif yg harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.  Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
b.        Keputusan yg diambil didukung oleh informasi/data yg lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yg dilakukan.
c.         Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yg akan terjadi di masa yg akan datang.
d.        Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yg akan datang dijamin terjadi.
e.        Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yg bersifat deterministik.
f.          Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain : teknik program linear, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian, model network.

(2). Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a.        Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
b.        Pengambilan keputusan memiliki lebih lebih dari satu alternatif tindakan.
c.         Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
d.        Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
e.        Pada kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan,berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
f.          Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik.

(3). Pengambilan Keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana :
a.        Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b.        Pengambilan keputusan tdk dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi  atau hasil yg keluar.
c.         Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
d.        Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
e.        Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dpt dikurangi dengan cara :
-        Mencari informasi lebih banyak
-        Melalui riset atau penelitian
-        Penggunaan probabilitas subjektif
f.          Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode/kreteria, yaitu metode maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).

(4). Pengambilan Keputusan dalam kondisi konflik, adalah pengambilan keputusan dimana:
a.        Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.
b.        Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yg rasional, tanggap dan bertujuan utk memenangkan persaingan tersebut.
c.         Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
d.        teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.

sumber:
www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx
www.mdp.ac.id/materi/.../SI348-052103-772-3.ppt