Sejarah Manajemen
Ajaran manajemen dipelajari dan diajarkan sejak awal
abad 20. Namun sebetulnya kegiatan
dan pemikiran manajemen sudah ada bersama dengan sejarah manuasia. Memang banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak
sejarah manajemen, Namun keberadaan ilmu manajemen sudah dipastikan sudah ada
ribuan tahun yang lalu. Berikut beberapa
contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak dahulu:
1. Pada
jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen. Ini terlihat pada waktu perjalanan Nabi Musa
meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana jaraknya kurang lebih 380 mil. Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama
dengan ribuan pengikutnya. Semula
persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi Musa sendiri, sehingga selama 39
tahun perjalanan tersebut hanya mencapai 240 mil saja. Kemudian Jethro ( Mertua
Nabi Musa)memberikan nasihat agar perjalanan lebih cepat
dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa disuruh
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang kepercayaanya dengan kelompok-kelompok:
10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang tiap kelompok. Dengan tugas
dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa perjalanan dengan jarak 140
mil dapat diselesaikan denganwaktu cuma 9 bulan saja.
2. Bangunan Piramida di Mesir. Piramida tersebut
dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil
dibangun jika tidak ada seseorang yang memperdulikan apa sebutan untuk
manajer ketika itu. Dialah orang yang merencanakan apa yang harus
dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan
para pekerja,dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
3. Pada
jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai pemikiran
manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah membagi lembaga – lembaga pemerintah seperti councils (
Dewan-dewan), courts ( Pengadilan – pengadilan ), pejabat
administrasi, Board of General. Dengandemikian
lembaga-lembaga ini menunjukkan pentingnya manajemen pada waktu itu.
4. Tembok
besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia , Gereja di Vatikan dan masih
banyak contoh yang lainnya.
Dari beberapa contoh nyata diatas kita bisa
menyimpulkan bahwa keberadaan ilmu manajemen sudah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Namun ilmu
ini dikaji secara serius pada abad 20 an, hal ini dipengaruhi oleh dua
peristiwa yang sangatbesar dan sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu
manajemen sebelum abad ke20. Peristiwa itu
menjadikan pemikiran awal manajemen pada masa itu. Kejadian yang sangat penting itu adalah
sebagai berikut :
1. Ketika
Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation pada tahun 1776 M. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh. Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus dari perusahaan
peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi,
jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja
dapat meningkatkan produktivitas diantaranya yaitu :
1. Meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja
2. Menghemat
waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
3. Menciptakan
mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
2. Revolusi
Industri di Inggris dimana revolusi ini menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi
dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.
Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itumembutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Manajemen di Era Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dgn berkembangan
perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey,
& Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa
Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow
Taylor dalam bukunya yg berjudul Principles of Scientific Management pd tahun
1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adl
“penggunaan metode ilmiah ukt menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan
sesuatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sbg tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yg pernah bekerja
bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang
mampu mandor memberi pendidikan kpd karyawannya ukt bersifat rajin (industrious
) & kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik ukt membantu manajemen yg
disebut sbg Gantt chart yg digunakan ukt merancang & mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lbh
jauh oleh pasangan suami-istri Frank & Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth
berhasil menciptakan micromotion yg dpt mencatat setiap gerakan yg dilakukan
oleh pekerja & lamanya waktu yg dihabiskan ukt melakukan setiap gerakan
tersebut.
Era ini juga ditandai dgn hadirnya teori
administratif, yaitu teori mengenai apa yg dilakukan oleh para manajer & bagaimana cara membentuk praktik manajemen
yg baik.
Pada awal abad ke-20, seorang industriawan
Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5 fungsi utama manajemen:
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, & mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sbg kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pd pertengahan tahun 1950, &
terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14
prinsip manajemen yg merupakan dasar-dasar & nilai yg menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli
sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi yg disebut sbg birokrasi. Bentuk organisasi yg
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yg didefinisikan dgn jelas, peraturan
& ketetapan yg rinci, & sejumlah hubungan yg impersonal. Namun, Weber
menyadari bahwa bentuk “birokrasi yg ideal” itu tdk ada dalam realita. Dia
menggambarkan tipe organisasi tersebut dgn maksud menjadikannya sbg landasan
ukt berteori tentang bagaimana pekerjaan dpt dilakukan dalam kelompok besar.
Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi byk organisasi besar
sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pd tahun
1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yg merupakan
kombinasi dari teori statistika dgn teori mikroekonomi. Riset operasi, sering
dikenal dgn “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains ukt menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik & operasi. Pada tahun
1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku paling awal tentang
manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku
ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yg menugaskan
penelitian tentang organisasi.
Manajemen di Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dgn lahirnya
mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era
manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tdk mendapatkan pengakuan luas sampai tahun
1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adl serangkaian studi
penelitian yg dikenal sbg eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pd tahun
1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works
di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lbh sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja
dibandingkan dgn tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yg
menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker
Follet. Follett (1868–1933) yg mendapatkan pendidikan di bidang filosofi &
ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative
Experience pd tahun 1924.[9] Follet mengajukan sesuatu filosifi bisnis yg
mengutamakan integrasi sbg cara ukt mengurangi konflik tanpa kompromi atau
dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adl ukt menentukan
tujuan organisasi & mengintegrasikannya dgn tujuan individu & tujuan
kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pd
etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer & karyawan
seharusnya memandang diri mereka sbg mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard
(1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yg
menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka ukt merangsang orang lain
memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi &
organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dgn
pencapaian tujuan, & efisiensi adl sejauh mana motif-motif individu dpt
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sbg sistem terpadu di mana
kerjasama, tujuan bersama, & komunikasi merupakan elemen universal,
sementara pd organisasi informal, komunikasi, kekompakan, & pemeliharaan
perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori
“penerimaan otoritas” didasarkan pd gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan
jika bawahan menerima otoritas itu.
Manajemen di Era moderen
Era moderen ditandai dgn hadirnya konsep
manajemen kualitas total (total quality management) di abad ke-20 yg
diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yg paling terkenal di antaranya W.
Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sbg Bapak
Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan
dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dgn mengajukan teori 5 langkah
reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dpt ditingkatkan, (1) biaya akan
berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, & pemanfaatan yg lbh baik atas waktu & material; (2)
produktivitas meningkat; (3) market share meningkat karena peningkatan kualitas
& harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dpt bertahan dalam bisnis;
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana ukt
meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Louis A. Allen
Leading, Planning,
Organizing, Controlling.
Prajudi Atmosudirdjo
Planning, Organizing,
Directing, atau Actuating andControlling.
John
Robert B., Ph.D
Planning, Organizing,
Command -ing, and Controlling.
Henry
Fayol
Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, Controlling.
Luther Gullich
Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Coordinating, Repor-ting,Budgeting.
Koontz
dan O’Donnel
Organizing, Staffing,
Directing, Planning, Controlling.
William H. Newman
Planning, Organizing,
Assem-bling, Resources, Directing,Controlling.
Dr. S.P. Siagian., M.P.A
Planning, Organizing,
motivating and Controlling.
William Spriegel
Planning, organizing,
Controlling
Lyndak F. Urwick
Forecasting, Planning
Orga-nizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.
Dr. Winardi, S.E
Planning, Organizing,
Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication, Controlling
The Liang Gie
Planning, Decision
making, Directing, Coordinating, Control-ling,Improving.
James
A.F.Stoner
Planning, Organizing,
Leading, and Controlling.
George
R. Terry
Planning, Organizing,
Staffing, Motivating, and Controlling.
Pada hakikatnya, bila dikombinasikan pendapat keempat belas
penulis diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1)
Forecasting
2)
Planning termasuk
budgeting
3)
Organizing
4)
Staffing atau
Assembling Resources
5)
Directing atau commanding
6)
Leading
7)
Coordinating
8)
Motivating
9)
Controlling
10) Reporting
A. Forecasting
kegiatan meramalkan memproyeksikan
atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebelum suaturencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya suatu akademi
meramalkan jumlahmahasiswa yang akan melamar belajar keakademi tersebut. Ramalan tersebut dengan menggunakanbeberapa
indikator, misalnya jumal lulusanSLTA. Suatu
perusahaan industri harus mengadakan forescasting tentang penjualan hasil
produksidengan memperhatikan jumlah penduduk padadaerah penjualan, income
perkapita anggotamasyarakat, kebiasaan membeli dsb.
B. Planning termasuk budgeting
Berbagai alasan tentang planning
dari yang sangat sederhana sampai kepada perumusan yang lebih rumit. Ada yang
merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang
agak komplek merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai.
Bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus
dicapai, siapa yang bertanggungjawab dan penetapan mengapa hal itu harus
dicapai.
Hampir sama dengan pembatasan
terakhir dimanaperumusan perencanaan merupakan penetapan jawaban
kepada 6 pertanyaan sbb :
1. tindakan apa yang harus
dikerjakan ?
2. apakah sebabnya tindakan itu
harus dikerjakan ?
3. dimanakah tindakan itu harus
dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu
dilaksanakan ?
5. siapakah yang akan mengerjakan
tindakan itu ?
6. bagaimanakah caranya melaksanakan
tindakan itu?
Sesungguhnya
fungsi perencanaan bukan saja menetapkan hal-hal tersebut diatas, tetapi
juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk didalamnyapenetapan budget. Oleh
karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai
penetapan tujuan, police, prosedure, budget dan pogram dari suatu organisasi. Jadi
dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen
dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi menetapkan peraturan dan pedoman pelaksanaan yang harus dituruti
dan menetapkan ikhtiar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang
diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang akan dilakukan.
C. Organizing
Dengan organizing dimaksudkan
mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi
serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi serta
menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit
tersebut. Organisasi atau
pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas
manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,
wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya
aktifitas yang berdayaguna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
D. Staffing atau assembling resources
Istilah staffing diberikan
oleh Luther Gulick,Harold Koonz dan Cyril O’Donnel sedangkan assembling
resources dekemukan oleh William Herbar Newman : istilah itu cenderung mengandung
pengertian yang sama. Staffing merupakan
salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personaliapada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga petugas memberikan daya guna maksimal kepada organisasi.
Organizing dan
staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi. Sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang – orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut.
E. Directing
atau commanding
fungsi manajemen yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing/commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan
saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi
dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsure organisasi agar
efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
F. Leading
Istilah leading yang merupakan salah
satu fungsi manajemen yang dikemukan oleh
Loius A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan
leading meliput 5 macam kegiatan yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi
agar ada saling pengertian antara manajer
dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan mendorong kepada bawahan
supaya merekan bertindak,
memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan
agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
G. Coordinating
Merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan. Kegiatan,
dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Usaha yg dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
itu, antara lain dengan memberi instruksi,perintah, mengadakan pertemuan untuk
memberikan penjelasan, bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan
bila perlu memberi teguran.
H. Motivating
Merupakan kegiatan salah satu
fungsimenejemen berupa pemberian inspirasi,semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarelasesuai apa yg
dikehendaki oleh atasan.
Pemberian inspirasi, semangat dan
doronganoleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah
kegiatannya, atau merekalebih bersemangat melaksanakan tugas-tugassehingga
mereka lebih berdaya guna danberhasil guna.
I. Controlling
Sering juga disebut pengendalian
adalah salahsatu fungsi manajemen yg berupa mengadakan penilaian, bila perlu
mengadakan koreksisehingga apa yg dilakukan bawahan dapatdiarahkan ke jalan
yang benar dengan maksudtercapai tujuan yg sudah digariskan semula.
Dalam melaksanakan kegiatan
kontroling,atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sertatujuan yg
diinginkan dicapai.
J. Reporting
Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen
berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan
mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yg lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam
menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yg memberi
laporan.
Sumber:
Mubayyinul Izomi. 2010. Fungsi Manajemen Menurut
Pendapat Para Ahli. http://www.scribd.com/doc/25242983/Fungsi-Manajemen-Menurut-Pendapat-Para-Ahli
.
Moh. Ismail. 2009. Fungsi-fungsi Dasar manajemen.
http://www.scribd.com/doc/24365814/Bab-3-Fungsi-Manajemen
.
Anonim. Pengertian, Sejarah dan Perkembangan Manajemen. http://www.managementaccountingsystems.com/12/pengertian-sejarah-dan-perkembangan-manajemen.htm
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar