Minggu, 08 September 2013

Perkembangan Teori manajemen dan Fungsi


Sejarah Manajemen

Ajaran manajemen dipelajari dan diajarkan sejak awal abad 20.  Namun sebetulnya kegiatan dan pemikiran manajemen sudah ada bersama dengan sejarah manuasia.   Memang banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, Namun keberadaan ilmu manajemen sudah dipastikan sudah ada ribuan tahun yang lalu.  Berikut beberapa contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak dahulu:
1.    Pada jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen.   Ini terlihat pada waktu perjalanan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana jaraknya kurang lebih 380 mil.  Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama dengan ribuan pengikutnya.  Semula persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi Musa sendiri, sehingga selama 39 tahun perjalanan tersebut hanya mencapai 240 mil saja. Kemudian Jethro ( Mertua Nabi Musa)memberikan nasihat agar perjalanan lebih cepat dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa disuruh mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang kepercayaanya dengan kelompok-kelompok: 10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang tiap kelompok. Dengan tugas dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa perjalanan dengan jarak 140 mil dapat diselesaikan denganwaktu cuma 9 bulan saja.
2.    Bangunan Piramida di Mesir.  Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang memperdulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu. Dialah orang yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja,dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
3.    Pada jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai pemikiran manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah membagi lembaga – lembaga pemerintah seperti councils ( Dewan-dewan), courts ( Pengadilan – pengadilan ),  pejabat administrasi, Board of General.  Dengandemikian lembaga-lembaga ini menunjukkan pentingnya manajemen pada waktu itu.
4.    Tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia , Gereja di Vatikan dan masih banyak contoh yang lainnya.
Dari beberapa contoh nyata diatas kita bisa menyimpulkan bahwa keberadaan ilmu manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.  Namun ilmu ini dikaji secara serius pada abad 20 an, hal ini dipengaruhi oleh dua peristiwa yang sangatbesar dan sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu manajemen sebelum abad ke20. Peristiwa itu menjadikan pemikiran awal manajemen pada masa itu.  Kejadian yang sangat penting itu adalah sebagai berikut :
1.    Ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation pada tahun 1776 M.   Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),  yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.  Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh. Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus dari perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari.  Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas diantaranya yaitu :
1.      Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja
2.      Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
3.      Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

2.    Revolusi Industri di Inggris dimana revolusi ini menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itumembutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli. 
Manajemen di Era Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dgn berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, & Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yg berjudul Principles of Scientific Management pd tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adl “penggunaan metode ilmiah ukt menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sbg tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yg pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kpd karyawannya ukt bersifat rajin (industrious ) & kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik ukt membantu manajemen yg disebut sbg Gantt chart yg digunakan ukt merancang & mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lbh jauh oleh pasangan suami-istri Frank & Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yg dpt mencatat setiap gerakan yg dilakukan oleh pekerja & lamanya waktu yg dihabiskan ukt melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dgn hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yg dilakukan oleh para manajer & bagaimana cara membentuk praktik manajemen yg baik.
Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5 fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, & mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sbg kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pd pertengahan tahun 1950, & terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yg merupakan dasar-dasar & nilai yg menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi yg disebut sbg birokrasi. Bentuk organisasi yg dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yg didefinisikan dgn jelas, peraturan & ketetapan yg rinci, & sejumlah hubungan yg impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yg ideal” itu tdk ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dgn maksud menjadikannya sbg landasan ukt berteori tentang bagaimana pekerjaan dpt dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi byk organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pd tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yg merupakan kombinasi dari teori statistika dgn teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dgn “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains ukt menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik & operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yg menugaskan penelitian tentang organisasi.
Manajemen di Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dgn lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tdk mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adl serangkaian studi penelitian yg dikenal sbg eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pd tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lbh sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dgn tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yg menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yg mendapatkan pendidikan di bidang filosofi & ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pd tahun 1924.[9] Follet mengajukan sesuatu filosifi bisnis yg mengutamakan integrasi sbg cara ukt mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adl ukt menentukan tujuan organisasi & mengintegrasikannya dgn tujuan individu & tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pd etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer & karyawan seharusnya memandang diri mereka sbg mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yg menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka ukt merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi & organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dgn pencapaian tujuan, & efisiensi adl sejauh mana motif-motif individu dpt terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sbg sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, & komunikasi merupakan elemen universal, sementara pd organisasi informal, komunikasi, kekompakan, & pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan pd gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
Manajemen di Era moderen
Era moderen ditandai dgn hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management) di abad ke-20 yg diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yg paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sbg Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dgn mengajukan teori 5 langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dpt ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, & pemanfaatan yg lbh baik atas waktu & material; (2) produktivitas meningkat; (3) market share meningkat karena peningkatan kualitas & harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dpt bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana ukt meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Louis A. Allen
Leading, Planning, Organizing, Controlling.
Prajudi Atmosudirdjo
Planning, Organizing, Directing, atau Actuating andControlling.
John Robert B., Ph.D
Planning, Organizing, Command -ing, and Controlling.
Henry Fayol
Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
Luther Gullich
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Repor-ting,Budgeting.
Koontz dan O’Donnel
Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.
William H. Newman
Planning, Organizing, Assem-bling, Resources, Directing,Controlling.
Dr. S.P. Siagian., M.P.A
Planning, Organizing, motivating and Controlling.
William Spriegel
Planning, organizing, Controlling
Lyndak F. Urwick 
Forecasting, Planning Orga-nizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.
Dr. Winardi, S.E
Planning, Organizing, Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication, Controlling
The Liang Gie
Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Control-ling,Improving.
James A.F.Stoner
Planning, Organizing, Leading, and Controlling.
George R. Terry
Planning, Organizing, Staffing, Motivating, and Controlling.

Pada hakikatnya, bila dikombinasikan pendapat keempat belas penulis diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1)      Forecasting
2)      Planning termasuk budgeting
3)      Organizing
4)      Staffing atau Assembling Resources
5)      Directing atau commanding
6)      Leading
7)      Coordinating
8)      Motivating
9)      Controlling
10)  Reporting

A. Forecasting 
kegiatan meramalkan memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suaturencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya suatu akademi meramalkan jumlahmahasiswa yang akan melamar belajar keakademi tersebut.  Ramalan tersebut dengan menggunakanbeberapa indikator, misalnya jumal lulusanSLTA.  Suatu perusahaan industri harus mengadakan forescasting tentang penjualan hasil produksidengan memperhatikan jumlah penduduk padadaerah penjualan, income perkapita anggotamasyarakat, kebiasaan membeli dsb.

B. Planning termasuk budgeting
Berbagai alasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai kepada perumusan yang lebih rumit. Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang agak komplek merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai. Bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab dan penetapan mengapa hal itu harus dicapai.
Hampir sama dengan pembatasan terakhir dimanaperumusan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada 6 pertanyaan sbb :
1. tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu dilaksanakan ?
5. siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
Sesungguhnya fungsi perencanaan bukan saja menetapkan hal-hal tersebut diatas, tetapi juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk didalamnyapenetapan budget.  Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, police, prosedure, budget dan pogram dari suatu organisasi. Jadi dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi menetapkan peraturan dan pedoman pelaksanaan yang harus dituruti dan menetapkan ikhtiar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang akan dilakukan.

C. Organizing 
Dengan organizing dimaksudkan mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.  Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan  aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

D. Staffing atau assembling resources
 Istilah staffing diberikan oleh Luther Gulick,Harold Koonz dan Cyril O’Donnel sedangkan assembling resources dekemukan oleh William Herbar Newman : istilah itu cenderung mengandung pengertian yang sama.  Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personaliapada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,  pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberikan daya guna maksimal kepada organisasi.
Organizing dan staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi. Sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang – orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut.

E. Directing atau commanding 
fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing/commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsure organisasi agar efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

F. Leading 
Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang dikemukan oleh Loius A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.  Pekerjaan leading meliput 5 macam kegiatan yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan mendorong kepada bawahan supaya merekan bertindak,
memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

G. Coordinating 
Merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan.  Kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.  Usaha yg dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi,perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan  penjelasan, bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.

H. Motivating
Merupakan kegiatan salah satu fungsimenejemen berupa pemberian inspirasi,semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarelasesuai apa yg dikehendaki oleh atasan.
Pemberian inspirasi, semangat dan doronganoleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau merekalebih bersemangat melaksanakan tugas-tugassehingga mereka lebih berdaya guna danberhasil guna.
I. Controlling
Sering juga disebut pengendalian adalah salahsatu fungsi manajemen yg berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksisehingga apa yg dilakukan bawahan dapatdiarahkan ke jalan yang benar dengan maksudtercapai tujuan yg sudah digariskan semula.
Dalam melaksanakan kegiatan kontroling,atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokkan  serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sertatujuan yg diinginkan dicapai.
J. Reporting
Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yg lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yg memberi laporan.


Sumber:

Mubayyinul Izomi. 2010. Fungsi Manajemen Menurut Pendapat Para Ahli. http://www.scribd.com/doc/25242983/Fungsi-Manajemen-Menurut-Pendapat-Para-Ahli .
Moh. Ismail. 2009. Fungsi-fungsi Dasar manajemen. http://www.scribd.com/doc/24365814/Bab-3-Fungsi-Manajemen .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar