Minggu, 22 September 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada sehingga  pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.

DASAR - DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.   Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

B.   Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.  Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

C.    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh  sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

D.    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.  Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman - pengalaman masa lampau.  Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.  Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. 
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.  Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

E.     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. 
Keuntungan keputusan yang berdasarkan wewenang:
1.    Banyak diterimanya oleh bawahan
2.    Memiliki otentisitas (otentik)
3.    Lebih permanent sifatnya, karena didasari wewenang yang resmi
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.    Posisi/Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
·      Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
·      Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.

2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
     Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
     Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Dapat pula dibagi sebagai berikut:
     Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
     Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.

3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
Ø Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
Ø Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

4.   Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.

5.    Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

Pendapatan lain yang menyatakan bahwa faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
(1). Keadaan internal organisasi
            a. Dana yg tersedia
            b. Keadaan sumberdaya manusia
            c. Kemampuan karyawan
            d. Kelengkapan dari perlatan organisasi
            c. Struktur organisasi
(2). Keadaan eksternal organisasi, meliputi keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik,  hukum, budaya, dan sebagainya.
(3). Tersedianya informasi yang diperlukan
(4). Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuh-annya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.

Menurut George R. Terry, faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan :
(1). Hal-hal yang berujud, tidak berujud, yang emasional maupun yg rasional.
(2). Tujuan organisasi
(3). Orientasi
(4). Alternatif-alternatif tandingan
(5). Tindakan
(6). Waktu
(7). Kepraktisan
(8). Pelembagaan
(9). Kegiatan berikutnya.

Menurut John D. Millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
(1). Pria dan wanita
(2). Peranan Pengambil Keputusan
(3). Keterbatasan Kemampuan 

JENIS – JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan program atau regularitas :
1)        Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur
yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui :
a. Prosedur : yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus di-ikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan : yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilaku-kan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan : yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan.

2)        Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)
adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga me-merlukan pemecahan khusus.

Berdasarkan Tipe Persoalan :
(1). Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional seperti : pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi.
(2). Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan perma-salahan organisasional seperti : perombak-an struktur organisasi, perubahan departemen.
(3). Keputusan Eksternal Jangka Pendek, yaitu kepu-tusan yang berkaitan dengan semua persoalan yg berdampak dgn lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek, seperti : mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus.
(4). Keputusan Eksternal Jangka Panjang, yaitu kepu-tusan yg berkaitan dengan semua persoalan dgn lingkungan dalam rentang waktu yg relatif pan-jang, seperti : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.

Berdasarkan lingkungannya :
(1). Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a.        Alternatif yg harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.  Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
b.        Keputusan yg diambil didukung oleh informasi/data yg lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yg dilakukan.
c.         Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yg akan terjadi di masa yg akan datang.
d.        Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yg akan datang dijamin terjadi.
e.        Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yg bersifat deterministik.
f.          Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain : teknik program linear, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian, model network.

(2). Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a.        Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
b.        Pengambilan keputusan memiliki lebih lebih dari satu alternatif tindakan.
c.         Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
d.        Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
e.        Pada kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan,berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
f.          Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik.

(3). Pengambilan Keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana :
a.        Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b.        Pengambilan keputusan tdk dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi  atau hasil yg keluar.
c.         Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
d.        Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
e.        Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dpt dikurangi dengan cara :
-        Mencari informasi lebih banyak
-        Melalui riset atau penelitian
-        Penggunaan probabilitas subjektif
f.          Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode/kreteria, yaitu metode maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).

(4). Pengambilan Keputusan dalam kondisi konflik, adalah pengambilan keputusan dimana:
a.        Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.
b.        Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yg rasional, tanggap dan bertujuan utk memenangkan persaingan tersebut.
c.         Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
d.        teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.

sumber:
www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx
www.mdp.ac.id/materi/.../SI348-052103-772-3.ppt



Tidak ada komentar:

Posting Komentar