Minggu, 24 November 2013

Kepercayaan


A.     Pengertian Kepercayaan
 definisi atau pengertian kepercayaan menurut pendapat para ahli atau pakar, antara lain :  
1.    Das dan Teng (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan (trust) sebagai derajat di mana seseorang yang percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang dipercayanya di dalam situasi yang berubah ubah dan beresiko.
2. Rousseau et al, (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan sebagai bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
3. Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain dinyatakan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain.
4. Doney et.al. (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayan sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.

B.     Jenis-jenis Kepercayaan
 Dalam hubungan organisasi ada tiga, yaitu:

1). Kepercayaan berbasis pada kekuatan akan berfungsi hanya pada tingkat bahwa hukuman itu mungkin, konsekuensi nya jelas dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan jika kepercayaan dilanggar. Lebih dari itu potensi kerugian dari interaksi masa depan dengan pihak lain harus berimbang dengan potensi yang diperoleh dari melanggar pengharapan. Terlebih lagi pihak yang berpotensi dirugikan harus mau memperkenalkan ancaman pada orang yang melanggar kepercayaan tersebut.
Contoh dari kepercayaan berbasis kekuatan adalah hubugan manajer dengan karyawan baru. Sebagai karyawan, anda umumnya percaya pada bos baru walaupun sedikit saja pengalaman yang bisa menjadi landasan bagi kepercayaan anda. Ikatan yang menciptakan kepercayaan terletak pada wewenang yang ditanggung oleh bos
dan hukuman yang dapat dijatuhkannya jika anda gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pekerjaan anda.

2). Kepercayaan berbasis pada  pengetahuan sebagian besar hubungan organisasi berakar pada kepercayaan berbasis pengetahuan. Kepercayaan yang didasarkan pada predictabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi kepercayaan itu ada jika anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang sehingga anda memhami bahwa mereka cukup mampu memperkirakan secara tepat perilaku mereka.
Kepercayaan ini mengandalkan informasi dan bukannya ketakutan. Pengetahuan pihak lain tentang predictabilitas tentang perilakunya menggantikan kontrak hukuman dan kesepakatan hukum yang lazim yang terdapat pada kepercayaan berbasis ketakutan. Pengetahuan ini berkembang dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang membangun kepercayaan akan sifat dapat dipercaya dan predictabilitas. Semakin baik anda mengenal seseorang semakin akurat anda dapat memperkirakan apa yang dia lakukan.
Yang menarik, pada tingkat berbasiskan pengetahuan, kepercayaan tidak perlu rusak oleh perilaku yang tidak konsisten. Jika anda yakin, anda dapat menjelaskan secara memadai atau memahami pelanggaran oleh pihak lain yang tampak dari pihak, anda dapat menerimanya, memaafkan itu, dan terus mempertahankan hubungan itu. Akan tetapi, inkonsistensi yang sama pada tingkat ketakutan mungkin secara permanen menghancurkan kepercayaan.

3). Kepercayaan berbasis pada identifikasi  tingkat kepercayaan paling tinggi dicapai bila terdapat     hubungan emosional antara dua pihak. Hal itu kemungkinan satu pihak bertindak sebagai agen bagi pihak lain dan menggantikan orang itu dalam transaksi interprasional. Ini disebut kepercayaan berbasis identifikasi. Kepercayaan ini ada karna masing-masing pihak saling memahami maksud masing-masing dan menghargai keiginan pihak lain. Pengertian ini berkembang ke titik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain. Pada tingkat ini terdapat tingkat kendali minimal. Anda tidak perlu memantau pihak lain karena terdapat loyalitas yang tidak perlu dipertanyakan.
Contoh dari kepercayaan berbasis identifikasi adalah pasangan suami istri yang telah lama menikah dan hidup berbahagia. Suami mempelajari apa yang penting bagi istrinya dan mengantisipasi tindak-tindakan itu. Pada giliran isteri percaya bahwa suami akan mengantisipasi apa yang penting baginya tanpa harus meminta. Peningkatan identifikasi memungkinkan masing-msing pihak berfikir seperti yang lain, merasa seperti yang lain, dan menanggapi seperti yang lain.

C.      Kepercayaan Organisasi (Organizational Trust)
          Organizational trust didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan individual kepada perusahaan dan kepada kelompok secara bersama-sama, atau sering disebut institutional trust. Pemimpin merupakan arsitek, perencana dan pembentuk strategi organisasi, struktur dan mekanisme internal yang mengatur kehidupan organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam rangka menjalankan tugas yang sedemikian pentingnya tersebut, dibutuhkan suatu kepercayaan.
          Organizational trust lebih dari sekedar penilaian satu dimensi kepercayaan dan lebih merupakan gabungan faktor-faktor individual, interpersonal dan organisasional. Dengan menggunakan variabel kontekstual model 7-S penjajaran organisasi dan dengan melalui suatu teknik analisa faktor dalam upaya melakukan eksplorasi hubungan antar variabel kontekstual tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi 5 faktor yang ternyata penting dalam membangun kepercayaan. Kelima faktor tersebut adalah participative leadership, direction, people decisions, organizational support, serta performance feedback and improvement opportunities.  
          Penelitian Korthuis-Smith dari Seattle University 2002 tentang organizational trust pada sebuah organisasi pelayanan kesehatan menghasilkan temuan bahwa variabel-variabel kontekstual dengan model 7- S penjajaran organisasi yaitu :
(a) Share values,
(b) Strategy,
(c) Structure,
(d) Systems,
(e) Staffing,
(f) Skills, dan
(g) Leadership Style memiliki korelasi tinggi dengan organizational trust.

D.     Kategori Kepercayaan (Trust) dalam Organisasi
Robert Galford dan Anna Seibold dalam bukunya ‘The Trusted Leader’, mengatakan terdapat beberapa kategori trust dalam organisasi, yakni:
ü  Strategic trust. Merupakan kepercayaan yang harus dibangun dan dimiliki organisasi terhadap misi, strategi dan kemampuan sukses organisasinya. Ketidakjelasan terhadap hal tersebut akan memunculkan ketidakjelasan langkah strategis yang dilakukan organisasi.
ü Organizational trust. Yakni kepercayaan bahwa kebijakan organisasi dijalankan dengan adil. Memberikan ruang bagi person di dalamnya untuk berkembang secara optimal dan sistemis.
ü  Personal Trust. Yakni kepercayaan bahwa semua person yang ada dalam organisasi di drive oleh pemimpin yang berlaku adil dan peduli terhadap kepentingan mereka. Para pemimpin harus memiliki kredibilitas (Credibility) dan pengetahuan tentang apa yang menjadi tugas kepemimpinannya. Bisa diandalkan (Reliability)dan memiliki kedekatan bersama (Intimacy)


Sumber:
            ·         http://www.scribd.com/doc/42921309/Menilai-Tingkat-Kepercayaan-Di-Organisasi
·         Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10. Klaten: Indeks Gramedia
·         Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori ,Praktek,dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar