A. Pengertian
Kepercayaan
definisi
atau pengertian kepercayaan menurut pendapat para ahli atau pakar, antara lain
:
1.
Das
dan Teng (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan (trust)
sebagai derajat di mana seseorang yang percaya menaruh sikap positif terhadap
keinginan baik dan keandalan orang lain yang dipercayanya di dalam situasi yang
berubah ubah dan beresiko.
2. Rousseau
et al, (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan sebagai
bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima kekurangan
berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
3. Mayer
(1995) memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain
dinyatakan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan
dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan
melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan
kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain.
4. Doney
et.al. (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayan sebagai
sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang berdasarkan
saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.
B. Jenis-jenis
Kepercayaan
Dalam hubungan organisasi
ada tiga, yaitu:
1). Kepercayaan
berbasis pada kekuatan
akan
berfungsi hanya pada tingkat bahwa hukuman itu mungkin, konsekuensi nya jelas
dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan jika kepercayaan dilanggar. Lebih dari itu
potensi kerugian dari interaksi
masa depan dengan pihak lain harus berimbang dengan potensi yang diperoleh dari
melanggar pengharapan. Terlebih lagi pihak yang berpotensi dirugikan harus mau
memperkenalkan ancaman pada orang yang melanggar kepercayaan tersebut.
Contoh dari kepercayaan berbasis
kekuatan adalah hubugan manajer dengan karyawan baru. Sebagai karyawan, anda
umumnya percaya pada
bos baru walaupun sedikit saja pengalaman yang bisa menjadi landasan bagi
kepercayaan anda. Ikatan yang menciptakan kepercayaan terletak pada wewenang
yang ditanggung oleh bos
dan hukuman yang dapat dijatuhkannya
jika anda gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pekerjaan
anda.
2). Kepercayaan
berbasis pada pengetahuan sebagian besar hubungan
organisasi berakar pada kepercayaan berbasis pengetahuan. Kepercayaan yang
didasarkan pada predictabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi
kepercayaan itu ada jika anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang
sehingga anda memhami bahwa mereka cukup mampu memperkirakan secara tepat
perilaku mereka.
Kepercayaan ini mengandalkan informasi
dan bukannya ketakutan. Pengetahuan pihak lain tentang predictabilitas tentang
perilakunya menggantikan kontrak hukuman dan kesepakatan hukum yang lazim yang
terdapat pada kepercayaan berbasis ketakutan. Pengetahuan ini berkembang dari
waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang membangun
kepercayaan akan sifat dapat dipercaya
dan predictabilitas. Semakin baik anda mengenal seseorang semakin akurat anda
dapat memperkirakan apa yang dia lakukan.
Yang menarik, pada tingkat
berbasiskan pengetahuan, kepercayaan tidak perlu rusak oleh perilaku yang tidak
konsisten. Jika anda yakin, anda dapat menjelaskan secara memadai atau memahami
pelanggaran oleh pihak lain yang tampak dari pihak, anda dapat menerimanya,
memaafkan itu, dan terus mempertahankan hubungan itu. Akan tetapi,
inkonsistensi yang sama pada tingkat ketakutan mungkin secara permanen
menghancurkan kepercayaan.
3). Kepercayaan
berbasis pada identifikasi
tingkat kepercayaan paling tinggi dicapai bila
terdapat hubungan emosional antara dua pihak. Hal itu kemungkinan satu pihak
bertindak sebagai agen bagi pihak lain dan menggantikan orang itu dalam
transaksi interprasional. Ini disebut kepercayaan berbasis identifikasi.
Kepercayaan ini ada karna masing-masing pihak saling memahami maksud
masing-masing dan menghargai keiginan pihak lain. Pengertian ini berkembang ke
titik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain.
Pada tingkat ini terdapat tingkat kendali minimal. Anda tidak perlu memantau
pihak lain karena terdapat loyalitas yang tidak perlu dipertanyakan.
Contoh dari kepercayaan berbasis
identifikasi adalah pasangan suami istri yang telah lama menikah dan hidup
berbahagia. Suami mempelajari apa yang penting bagi istrinya dan mengantisipasi
tindak-tindakan itu. Pada giliran isteri percaya bahwa suami akan
mengantisipasi apa yang penting baginya tanpa harus meminta. Peningkatan
identifikasi memungkinkan masing-msing pihak berfikir seperti yang lain, merasa
seperti yang lain, dan menanggapi seperti yang lain.
C.
Kepercayaan Organisasi (Organizational
Trust)
Organizational trust didefinisikan sebagai
tingkat kepercayaan individual kepada perusahaan dan kepada kelompok secara
bersama-sama, atau sering disebut institutional trust. Pemimpin merupakan
arsitek, perencana dan pembentuk strategi organisasi, struktur dan mekanisme internal
yang mengatur kehidupan organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam
rangka menjalankan tugas yang sedemikian pentingnya tersebut, dibutuhkan suatu
kepercayaan.
Organizational trust lebih dari sekedar
penilaian satu dimensi kepercayaan dan lebih merupakan gabungan faktor-faktor
individual, interpersonal dan organisasional. Dengan menggunakan variabel
kontekstual model 7-S penjajaran organisasi dan dengan melalui suatu teknik
analisa faktor dalam upaya melakukan eksplorasi hubungan antar variabel kontekstual
tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi 5 faktor yang ternyata penting dalam
membangun kepercayaan. Kelima faktor tersebut adalah participative leadership, direction,
people decisions, organizational support, serta performance
feedback and improvement opportunities.
Penelitian
Korthuis-Smith dari Seattle University 2002 tentang organizational
trust pada
sebuah organisasi pelayanan kesehatan menghasilkan temuan bahwa
variabel-variabel kontekstual dengan model
7- S penjajaran organisasi yaitu :
(a) Share values,
(b) Strategy,
(c) Structure,
(d) Systems,
(e) Staffing,
(f) Skills, dan
(g) Leadership Style memiliki korelasi tinggi
dengan organizational
trust.
D. Kategori Kepercayaan (Trust) dalam Organisasi
Robert Galford dan Anna Seibold dalam bukunya ‘The Trusted
Leader’, mengatakan terdapat beberapa kategori trust dalam
organisasi, yakni:
ü Strategic trust. Merupakan kepercayaan yang harus dibangun dan
dimiliki organisasi terhadap misi, strategi dan kemampuan sukses organisasinya.
Ketidakjelasan terhadap hal tersebut akan memunculkan ketidakjelasan langkah
strategis yang dilakukan organisasi.
ü Organizational trust. Yakni kepercayaan bahwa kebijakan organisasi dijalankan dengan adil.
Memberikan ruang bagi person di dalamnya untuk berkembang secara optimal dan
sistemis.
ü
Personal Trust.
Yakni kepercayaan bahwa semua person yang ada dalam organisasi di drive oleh
pemimpin yang berlaku adil dan peduli terhadap kepentingan mereka. Para
pemimpin harus memiliki kredibilitas (Credibility) dan pengetahuan tentang apa
yang menjadi tugas kepemimpinannya. Bisa diandalkan (Reliability)dan memiliki
kedekatan bersama (Intimacy)
Sumber:
·
http://www.scribd.com/doc/42921309/Menilai-Tingkat-Kepercayaan-Di-Organisasi
·
Robbins,
Stephen. 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10. Klaten: Indeks Gramedia
·
Usman,
Husaini. 2011. Manajemen Teori ,Praktek,dan Riset Pendidikan Edisi 4.
Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar