Pengertian Koordinasi, Kooperasi, dan Sinergi
Koordinasi menurut Chung & Megginson
(1981) dapat didefinisikan sebagai proses motivasi, memimpin, dan mengomunikasikan
bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sutisna (1989) mendefinisikan koordinasikan
ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber
lain ke arah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Anonim (2003) mendefinisikan
koordinasi adalah suatu sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan
keterpaduan, keserasian, dan kesederhanaan berbagai kegiatqan inter dan
antarinstitusi-institusi di masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog
antarberbagai individu dengan menggunakan sistem informasi manajemen dan
teknologi informasi.
Berdasarkan
pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan koordinasi ialah proses mengintegrasikan (memadukan), menyinkronisasikan,
dan menyederhanakanpelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus-menerus
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tanpa adanya koordinasi, individu-individu
dan bagian-bagian tidak akan dapat melihat peran mereka dalam suatu organisasi.
Vereka akan terbawa untuk mengikuti kepentingan-kepentingan sendiri (egosektoral)
dan bahkan sampai mengorbankan sasaran-sasaran organisasi yang lebih luas.
Kooperasi ialah kerja sama dua orang atau lebih. Istilah kooperasi, gotong-royong, kerja tim (team work), dan jaringan kerja (networking) adalah istilah yang maknanya
sama, yaitu adanya kerja sama antara dua orang atau lebih. Apabila kerja sama mereka sudah terpadu
(terintegrasi) barulah terjadi koordinasinya.
Koordinasi hampir sama dengan sinergi.
Sinergi ialah hasil bekerja bersama-sama
lebih besar daripada bekerja sendiri-sendiri.
Hakikat
pekerjaan seorang manajer menurut Gibson, et al. (2009) adalah mengoordinasikan
tugas individu, kelompok , dan organisasidengan empat fungsi manajemen, yaitu
planning, organizing, leading, and controlling untuk mencapai tujuan individu,
kelompok, dan organisasi secara efektif.
Jenis Koordinasi
Koordinasi kegiatan manajemen pendidikan
dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu.
1.
Koordinasi Vertikal
Ialah koordinasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah kepada atasannya dan atau kepada bawahan. Misalnya, koordinasi kepala sekolah dengan
Kepala Dinas Pendidikan dan atau bawahannya.
2.
Koordinasi Fungsional
ialah koordinasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dengan kepala sekolah lainnya yang tugasnya saling berkaitan
berdasarkan asas fungsionalisasi.
Koordinasi fungsional dibedakan atas koordinasi fungsional horizontal,
diagonal, dan teritorial.
a.
Koordinasi Fungsional
Horizontal
Koordinasi ini dilakukan oleh kepala
sekolah dengan kepala sekolah lainnya yang setingkat. Misalnya, Kepala SMPN 1
dengan Kepala SMPN 2.
b.
Koordinasi Fungsional
Diagonal
Koordinasi ini dilakukan oleh kepala
sekolah dengan kepala sekolah lain yang lebih rendah atau lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya, Kepala SMPN 1 dengan Kepala SDN 57 atau dengan stafnya.
c.
Koordinasi Fungsional
Teritorial
Koordinasi ini dilakukan kepala sekolah
dengan pejabat atau kepala sekolah lain yang berada dalam wilayah tertentu di mana
semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi kewenangan dan tanggung
jawab kepala sekolah bersangkutan selaku penguasa atau penanggung jawab
tunggal. Misalnya, Kepala SMP Percobaan dengan Kepala SMP Target di Kabupaten
X.
3.
Koordinasi Institusional
Koordinasi ini dilakukan kepala sekolah
dengan beberapa instansi yang menangani satu urusan tertentu yang bersangkutan.
Misalnya, untuk urusan kepegawaian, kepala sekolah melakukan koordinasi dengan
Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan Diklat Daerah.
Tujuan dan Manfaat Koordinasi
Tujuan dan manfaat koordinasi sebagai
berikut.
1.
Untuk
mewujudkan KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Simplifikasi) agar
tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
2. Untuk memecahkan konflik
kepentingan berbagai pihak yang terkait.
3. Agar manajer pendidikan mampu
mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan stakeholders pendidikan yang saling
bergantungan, semakin besar ketergantungan dari unit-unit, semakin besar pula
kebutuhan akan pengoordinasian.
4. Agar manajer pendidikan mampu
mengoordinasikan pembangunan sektor pendidikan dengan pengembangan
sektor-sektor lainnya.
5. Agar manajer pendidikan mampu
mengintegrasikan kegiatan fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari
unit organisasi yang terpisah-pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan sumber
daya yang terbatas secara efektif dan efisien.
6. Adanya pembagian kerja di mana
semakin besar pembagian kerja, semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian
sehingga tidak terjadi duplikasi atau tumpang-tindih pekerjaan yang menyebabkan
pemborosan.
7. Untuk mengembangkan dan memelihara
hubungan yang baik dan harmonis di antara kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun
nonfisik dengan stakeholders.
8. Untuk memperlancar
pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan sumber daya
pendidikan yang terbatas.
9. Mencegah terjadinya
konflik internal dan eksternal sekolah yang kontra produktif.
10. Mencegah terjadinya
kekosongan ruang dan waktu.
11. Mencegah terjadinya
persaingan tidak sehat.
Prinsip Koordinasi
Prinsip-prinsip koordinasi disingkat KOORDINASI
1.
Kesamaan: sama dalam visi, misi,
dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama (sense of purpose)
2. Orientasikan:
titik pusatnya pada sekolah (sebagai koordinator) yang simpul-simpulnya stakeholders sekolah.
3. Organisasikan:
atur orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah, yaitu harus
berada dalam satu payung (terorganisasi) sehingga sikap egosektoral dapat
dihindari.
4. Rumuskan:
nyatakan secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas masing-masing
agar tidak tumpang-tindih.
5. Diskusikan:
cari cara yang efektif, efisien, dan komunikatif dalam berkoordinasi.
6. Informasikan:
semua hasil diskusi dan keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada
dalam sistem jaringan koordinasi (coordination
network system)
7. Negosiasikan:
dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati (team spirit) dan usahakan menang-menang,
jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru dirugikan.
8. Atur jadwal:
rencana koordinasi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya oleh semua
pihak.
9. Solusikan:
satu masalah dalam simpul jaringan harus dirasakan dan dipecahkan semua stakeholders dengan sebaik-baiknya.
10. Insafkan:
setiap stakeholders harus memiliki
laporan tertulis yang lengkap dan siap menginformasikannya sesuai kebutuhan
koordinasi.
Karakteristik Koordinasi yang Efektif
1.
Tujuan
berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait.
2. Koordinator sangat
proaktif dan stakeholders kooperatif.
3. Tidak ada yang mementingkan
diri sendiri atau kelompoknya (egosektoral).
4. Tidak terjadi tumpang-tindih
tugas.
5. Komitmen semua pihak tinggi.
6. Informasi keputusan mengalir
cepat ke semua pihak yang ada dalam sistem jaringan koordinasi.
7. Tidak merugikan
pihak-pihak yang berkoordinasi.
8. Pelaksanaan tepat waktu.
9. Semua masalah terpecahkan.
10. Tersedianya laporan
tertulis yang lengkapdan rinci oleh masing-masing stakeholders.
Sumber:
Ø Usman, Husaini. 2011. Manajemen
Teori , Praktik , dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Harrah's Cherokee Casino Resort Tickets - KTAR
BalasHapusBuy 영천 출장샵 Harrah's Cherokee 상주 출장샵 Casino Resort tickets at Ticketmaster.com. Find 양산 출장마사지 Harrah's Cherokee Casino Resort venue concert and event schedules, venue information, directions, Wed, Dec 15Pink Martini featuring China Fri, 울산광역 출장마사지 Dec 17Chris Isaak - Holiday TourSat, Dec 18Chris Isaak - Holiday Tour 보령 출장마사지