A. Pengertian Supervisi
Secara
morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti
diatas dan vision berarti melihat, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh
atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan
atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya
Pengertian Supervisi menurut para
ahli:
·
Swanburg (1990)
melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan
pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan
pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian
setiap kinerja karyawan.
·
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat
menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta
mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
·
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
·
Azwar, (1996) supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.
·
Menurut Purwanto
(1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif.
Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah
kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan
kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006).
B. Tujuan
Supervisi
1. Tujuan Umum Supervisi pendidikan
a. Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia “dewasa” yang sanggup berdiri sendiri.
b. Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia
pembangunan yang dewasa dan pancasilais.
c. Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri
Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya
dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya.
2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan
a.
Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai
tujuannya.
b.
Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan
memahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka
untuk mengatasinya.
c.
Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi
dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif.
d.
Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis
aktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar
murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.
Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam
rangka tujuan perkembangan anak didiknya.
f.
Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja
yang demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang
kemajuan murid guna menilai keefektivan program yang disusun.
g.
Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu
karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
h.
Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan
pengalaman-pengalamannya sendiri.
i.
Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada
masyarkat agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong
sekolah.
j.
Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada
situasi sekolah profesinya.
k.
Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap
tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari
masyarkat.
l.
Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps”
guru-guru.
C. Fungsi
Supervisi
a.
Penelitian
Proses dari
penelitian ini meliputi beberapah tahapan
1)
Perumusan dari pokok masalah yang akan
diteliti/diselidiki.
2)
Pengumpulan data.
3)
Pengolahan data
4)
Konklusi hasil penelitian
b. Peniliaian
Mengevaluasi
pada aspek-aspek positif dan aspek-aspek negative guna menemukan dan
mengeembangkan kemajuan yang telah dicapai.
c. Perbaikan
Supervisi
mengetahui keadaan umum dan situasi dalam pendidikan guna mengadakan perbaikan,
jika belum baik atau belum memuaskan agar segera diperbaiki.
d. Peningkatan
Peningkatan
disini supervisor meningatkan apa-apa yang sudah baik dan mengembangkan lagi agar
lebih maju lagi. Serta mengintergrasikan antara pembinaan dan supervisi
terhadap pembinaan dari orang-orang yang disuvervisi.
D. Prinsip-Prinsip
Pokok Supervisi
Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan
sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009):
1)
Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan
kinerja bawahan, bukan untuk mencari kesalahan.
2)
Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat
supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3)
Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala.
Supervisi yang hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4)
Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa
sehingga terjalin kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada
saat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5)
Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan
harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan
strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi
yang baik.
6)
Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan
selalu disesuaikan dengan perkembangan.
E. Pelaksana
Supervisi
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki
kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya aspek
status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hal
tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan supervisi
dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus dimilki oleh
pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik yang dimaksud adalah:
1)
Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat
ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
2)
Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis
pekerjaan yang akan disupervisi.
3)
Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi artinya memahami
prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4)
Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5)
Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu berupaya meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan yang disupervisi.
F. Teknik-Teknik
Supervisi
Ada beberapa metode dan teknik
supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut dibedakan antara
yang bersifat individual dan kelompok.
a. Teknik Supervisi Individual
Teknik
supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru
tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor atau
pengawas hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan
tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual
meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan
antar kelas, dan menilai diri sendiri.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik
supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan
analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan
yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian
pada kelompok ini diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi kelompok ada beberapa diantaranya
adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan, Kerja kelompok, Laboratorium kurikulum, Baca
terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata, Diskusi panel, Organisasi
professional, Pertemuan guru, Lokakarya atau konferensi kelompok.
Sumber: